Mendagri: Pilkada Ajang Adu Program Memajukan Daerah, Bukan yang Lain
By Admin
nusakini.com--Saat berbicara di acara Rapat Kerja Keuangan Daerah Tahun 2018, di Hotel Grand Sahid, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sempat menyinggung soal acara debat pemilihan gubernur yang dibumbui oleh kampanye berbau pemilihan presiden. Tjahjo merasa heran, ajang debat Pilkada itu harusnya mengkampanyekan soal program yang ditawarkan kepala daerah. Tapi yang disuarakan justru kampanye ganti presiden. Tentu ini tidak pas.
"Jangan kampanye buat daerah tapi yang diomongkan ganti presiden. Bagaimana pemimpin daerah ditunggangi begini," kata Tjahjo, di Jakarta, Kamis (24/5).
Ucapan Tjahjo itu menyindir insiden yang terjadi dalam debat Pilgub Jawa Barat, ketika pasangan Sudrajat- Ahmad Syaikhu memajang kaos 2019Ganti Presiden. Oleh Bawaslu Jawa Barat , apa yang dilakukan pasangan yang diusung Partai Gerindra dan PKS itu sendiri dikategorikan sebagai pelanggaran.
"Saya ingatkan pilkada itu memilih pemimpin yang amanah. Debat kampanye ya sampaikan saya mau jadi gubernur, saya mau maju jadi bupati walikota," katanya.
Jadi tidak pas, lanjut Tjahjo acara debat Pilkada dijadikan ajang mempromosikan Pilpres. Meski tak sebut nama, tetap saja itu tidak pas. Dan Bawaslu sudah menyatakan itu sebagai pelanggaran. Intinya, ia berharap, momen Pilkada digunakan untuk saling adu program tentang bagiamana memajukan daerah. Pun momen lainnya. Jangan sampai ada yang menunggangi.
"Kayak kemaren buruh punya aspirasi bagus tapi ada yang nunggangi. Pilkada merupakan ajang adu program, adu konsep, adu gagasan, tentang pemerataan pembangunan di daerah, meningkatkan kesejahteraan rakyat, jangan kampanye yang berujar kebencian. Kampanye yang SARA, kampanye yang fitnah," kata Tjahjo.(p/ab)